Minggu, 12 Juli 2015

Dear Allah : Tentang Dia



19 Juni 2015
Pagi ini tiba-tiba saja aku teringat satu sosok lelaki yang hampir 8 Bulan ini sering terlintas dalam pikiran, angan, mimpi dan khayalan-khayalan indahku. Sosok yang sebenarnya tak asing untukku, sosok lelaki yang baik, pendiam dan pintar. Dia sosok teman baik dari masa 10tahun silam. Dia hanya teman baik tak lebih, walaupun dia dulu cukup populer dikalangan cewek-cewek tapi aku tak pernah menyimpan rasa. Hanya sesekali seru-seruan sama teman-teman iseng titip salam, karena semua orang tau siapa yang ada dihatinya jadi semua hanya sebatas iseng tanpa ada harapan.
Entah semua berawal dari mana, kapan dan bagaimana? Tiba-tiba saja hati dan pikiranku sesekali tertuju padanya. Tapi dilain sisi logikaku berkata “ahh, sadarkan dirimu mengharapkannya bagai menggapai bintang dilangit. Mustahil, tidak mungkin bisa! Dia sosok yang begitu sempurna sementara kamu? Kamu hanya gadis bodoh yang berlumuran dosa, kamu pikir dia mau sama gadis bodoh sepertimu? Sadarlah, sebelum angan-anganmu membuat kau terluka untuk kesekian kalinya”. Tapi hatiku pun menangis dan berkata “Tak bolekah gadis bodoh yang berlumuran dosa ini mengharapkan sosok lelaki baik yang dapat menjadi Imam dan menuntunku untuk menjadi lebih baik? Tak bolehkah gadis bodoh yang berlumuran dosa ini mengharapkan sedikit kebahagian walau itu hanya sebatas mimpi kosong?”. Dosakah aku yang tanpa sengaja mengharapkannya? Salahkah aku yang tanpa sengaja mulai memikirkannya? Aku tahu semua ini bagaikan khayalan tingkat tinggi, tapi aku tak bisa mengontrol hati ini yang dari hari ke hari, dari waktu ke waktu mulai berharap lebih padanya. Awalnya aku kira ini hanya sebatas kagumku semata, tapi entah mengapa setiap kali mendengar namanya disandingkan dengan beberapa nama perempuan lain hatiku tercubit, sakit rasanya. Ada semacam rasa cemburu tapi aku sadar aku tak berhak untuk itu.
Tuhan, aku tahu ini salah karena aku menaruh harap kepada hambamu bukannya kepadamu yang lebih maha memberi. Tuhan, aku tahu ini salah karena perlahan aku mulai melabuhkan cintaku pada hambamu yang belum tentu cintanya membuatku semakin mencintaimu. Tapi Tuhan, bolehkah aku memohon padamu? Aku si gadis bodoh yang berlumuran dosa ini hanya ingin jika kelak aku dipertemukan dengan calon Imamku, aku ingin seperti Ali dan Fatimah. Yang mencintai secara diam-diam, cinta yang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiannya dalam sikap, kata maupun ekspresi, hingga engkau persatukan kami dalam ikatan suci pernikahan. Aamiin... Tuhan, aku berjanji mulai saat ini aku akan menyimpan perasaanku ini rapat-rapat, cukup hanya aku dan engkau yang tahu. Aku percaya sekenariomu adalah yang terbaik dan luar biasa indahnya. Aku tak ingin lagi memaksakan kehendakku dengan berpacaran, karena itu hanya akan berakhir dengan sia-sia dan hanya menimbulkan luka dan benci yang tak terhapuskan seperti sebelumnya.
Ya  Allah... seandainya dia memang kau catatkan untukku satukanlah hatinya dengan hatiku, namun jika memang dia tercatat untuk orang lain ikhlaskan hatiku dan hapuskan perasaan ini untuknya, gantikan dengan yang lebih baik menurut engkau. Aamiin…
“Aku yang tak sempurna”
 

Template by:

Free Blog Templates