19
Juni 2015
Pagi ini tiba-tiba saja aku teringat satu sosok lelaki yang
hampir 8 Bulan ini sering terlintas dalam pikiran, angan, mimpi dan
khayalan-khayalan indahku. Sosok yang sebenarnya tak asing untukku, sosok lelaki yang baik, pendiam dan
pintar. Dia sosok teman baik dari masa 10tahun silam. Dia hanya teman baik tak
lebih, walaupun dia dulu cukup populer dikalangan cewek-cewek tapi aku tak
pernah menyimpan rasa. Hanya sesekali seru-seruan sama teman-teman iseng
titip salam, karena semua orang tau siapa yang ada dihatinya jadi semua hanya
sebatas iseng tanpa ada harapan.
Entah semua berawal dari mana, kapan dan bagaimana?
Tiba-tiba saja hati dan pikiranku sesekali tertuju padanya. Tapi dilain sisi
logikaku berkata “ahh, sadarkan dirimu mengharapkannya bagai menggapai bintang dilangit.
Mustahil, tidak mungkin bisa! Dia sosok yang begitu sempurna sementara kamu?
Kamu hanya gadis bodoh yang berlumuran dosa, kamu pikir dia mau sama gadis
bodoh sepertimu? Sadarlah, sebelum angan-anganmu membuat kau terluka untuk
kesekian kalinya”. Tapi
hatiku pun menangis dan berkata “Tak bolekah gadis bodoh yang berlumuran
dosa ini mengharapkan sosok lelaki baik yang dapat menjadi Imam dan menuntunku
untuk menjadi lebih baik? Tak bolehkah gadis bodoh yang berlumuran dosa ini
mengharapkan sedikit kebahagian walau itu hanya sebatas mimpi kosong?”. Dosakah
aku yang tanpa sengaja mengharapkannya? Salahkah aku yang tanpa sengaja mulai
memikirkannya? Aku tahu semua ini bagaikan khayalan tingkat tinggi, tapi aku
tak bisa mengontrol hati ini yang dari hari ke hari, dari waktu ke waktu mulai berharap
lebih padanya. Awalnya aku kira ini hanya sebatas kagumku semata, tapi entah
mengapa setiap kali mendengar namanya disandingkan dengan beberapa nama perempuan
lain hatiku tercubit, sakit rasanya. Ada semacam rasa cemburu tapi aku sadar
aku tak berhak untuk itu.
Tuhan, aku tahu ini salah karena aku menaruh harap kepada
hambamu bukannya kepadamu yang lebih maha memberi. Tuhan, aku tahu ini salah
karena perlahan aku mulai melabuhkan cintaku pada hambamu yang belum tentu
cintanya membuatku semakin mencintaimu. Tapi Tuhan, bolehkah aku memohon
padamu? Aku si gadis bodoh yang berlumuran dosa ini hanya ingin jika kelak aku
dipertemukan dengan calon Imamku, aku ingin seperti Ali dan Fatimah. Yang
mencintai secara diam-diam, cinta yang luar biasa indah, cinta yang selalu
terjaga kerahasiannya dalam sikap, kata maupun ekspresi, hingga engkau
persatukan kami dalam ikatan suci pernikahan. Aamiin... Tuhan, aku berjanji
mulai saat ini aku akan menyimpan perasaanku ini rapat-rapat, cukup hanya aku
dan engkau yang tahu. Aku percaya sekenariomu adalah yang terbaik dan luar
biasa indahnya. Aku tak ingin lagi memaksakan kehendakku dengan berpacaran,
karena itu hanya akan berakhir dengan sia-sia dan hanya menimbulkan luka dan
benci yang tak terhapuskan seperti sebelumnya.
Ya Allah... seandainya dia memang kau catatkan
untukku satukanlah hatinya dengan hatiku, namun jika memang dia tercatat untuk
orang lain ikhlaskan hatiku dan hapuskan perasaan ini untuknya, gantikan dengan
yang lebih baik menurut engkau. Aamiin…
“Aku yang tak sempurna”
0 komentar:
Posting Komentar