Aku patah hati lagi. Sebenarnya ini
tak masalah
buatku, karena toh Aku tak terlalu mengenal dia dengan baik, Aku juga masih
dalam proses mencintai dan menerimanya dalam hatiku. Namun tetap aja sekecil
apapun luka itu, hatiku tetap tercubit dan tak dipungkiri Dia membuatku menangis.
Aku menangis karena merasakan kekesalan dan kekecewaan kepada dia tapi aku tak membencinya.
Dia datang dalam hidupku tanpa diundang. Dia datang dengan cinta yang
ditawarkannya. Saat itu Aku tak tau siapa dia? Kapan kami saling bertemu? Kapan
dia mengenal dan tahu tentang diriku? Kapan dan kenapa dia bisa suka Aku? Aku
sama sekali tak tahu tentang itu, tapi Dia datang dengan cinta yang terlihat
tulus. Sayangnya dia datang disaat yang tidak tepat, saat itu hatiku terlanjur
mencintai orang lain. Mungkin saat itu penolakanku akan cintanya terlalu kasar
sehingga meninggalkan luka dihatinya, Aku sama sekali tak bermaksud membuatnya
tersakiti. Tapi rupanya sakit yang dirasakannya begitu dikenang dan dirasakannya
sampai saat ini.
Dulu sekalipun Aku cuek, Aku
abaikan, Dia seolah tak kenal lelah tetap gigih dan berusaha untuk mendapatkan
hatiku. Kami belum pernah bertemu secara langsung hanya lewat sms, telpon dan
dunia maya, tapi kami saling tahu satu sama lain. Pada akhirnya Aku juga tau
dia yang mana? Wajahnya seperti apa?. Dua tahun berlalu sikap Aku yang dulu
sedikit acuhpun kini mulai mau merespon Dia dan mulai merasa enjoy mengobrol
dengannya tak hanya didunia maya, kadang dia
pun sering menelpon dan videocall. Dalam Dua Tahun pun dia
tetap menggombal dan merayuku seolah-olah hatinya masih tetap sama sekalipun
aku cuek dan dia sudah berapa kali ganti pacar.
Semua terjadi karena
perhatian-perhatian kecil yang selalu dia tunjukan, membuatku merasa ada yang
begitu care dan sayang padaku, orang yang selama ini Aku abaikan justru Dia yang selalu ada, sementara yang
selama ini Aku harapkan pergi bagaikan ditelan Bumi. Satu-satunya kebodohanku adalah Aku percaya begitu saja sederet kata-kata manis
dan rayuan gombalnya. Hatiku yang tengah rapuh dan terombang ambing karena
cinta seseorang pun mulai luluh. Hatiku yang begitu
merindukan keseriusan laki-laki pun runtuh seketika saat Dia melontarkan
serangan-serangan cintanya. Misalnya, Dia tiba-tiba bilang “Tunggu aku sampai
aku siap dan datang melamarmu” atau membicarakan semua keseriusan-keseriusan
seorang laki-laki.
Segala perhatian dan semua
rayuan gombal itu seharusnya sejak awal sudah aku curigai hanya untuk mengambil
hatiku dan ternyata hatiku pun luluh. Aku mulai merindukan setiap sms dan
segala bentuk perhatiannya. Rindu setiap kata-kata sayangnya. Oh..apakah Aku jatuh cinta lagi Tuhan?. Ketakutan akan
tersakiti kesekian kalinya, Aku pun
berusaha menghindarinya. Beberapa kali menahan diri untuk membalas setiap
chatnya, sebisa mungkin tak menjawab teleponnya. Berusaha untuk menolak setiap
perhatian dan rayuan gombalnya. Tapi tiba-tiba dia datang dengan keputus asaannya tentangku.
“Kamu sudah punya pacar? Aku
patah hati, ya sudah semoga kamu bahagia” tulisnya dalam layar chat
Entah perasaan apa yang datang
ke hatiku tiba-tiba Aku merasakan Dia begitu tulus dan sungguh-sungguh.
Akhirnya hatiku pun luluh juga, benih-benih cinta itu mulai tumbuh diatas
kerapuhan hati ini. Dan kamipun menjalin kedekatan layaknya orang pacaran tapi
tanpa ada kata jadian. Sejak hari itu tak ada perubahan dalam dirinya, dia
tetap memberiku perhatian layaknya seorang pacar, Dia masih sering menelpon,
dan yang membuat Aku bahagia kata-kata cinta penuh kesungguhan yang keluar dari
bibirnya. Sebulan kedekatan yang kami jalin Dia mulai sedikit berubah, waktunya
tak sebanyak dulu, dia mulai sering menghilang kadang dalam seharipun bisa tak
memberiku kabar. Cemburunya mulai berlebihan padahal itu temannya sendiri.
“Ahh.. mungkin dia sedang sibuk
dengan pekerjaannya” aku mencoba berpikir positif.
Puncaknya ketika Aku buka twitter miliknya, kaget bukan main. Ternyata ada sesosok
wanita yang selalu dia panggil sayang, semua kata-kata cinta yang dia racuni ke
dalam hati dan pikiranku ternyata dia juga menghujani wanita itu dengan kata
cinta dan rayuan yang sama persis dia lakukan terhadapku. Oh..Tuhan, apa
artinya semua ini? Mungkinkah dia sudah memiliki wanita dihatinya? Lantas
kenapa dia selalu berusaha mendekatiku? Mengapa dia selalu menghujaniku dengan
berbagai kata-kata cinta? Apa salahku? Kenapa dia melakukan ini?.
Akupun berusaha mencari
kebenaran dengan menanyakannya langsung, namun dia meresponku penuh emosi.
“Sudahlah, aku mau fokus dengan
masa depanku sendiri. Kalau kamu mau aku jujur, kamu pikir dulu saat kamu tak
menganggapku, aku tak sakit? Aku terima begitu saja?” tulisnya dalam layar
chat.
Tiba-tiba aku merasakan sakit
yang amat luar biasa menjalar keseluruh ruang dihatiku. Hatiku tercubit, dan
sakit ini membuat butir-butir air mata terjatuh membasahi pipiku. Berkali-kali
aku mengucap Istigfar dalam hatiku, berharap sakit ini tak akan berlanjut. Aku menangis semalaman. Bukan karena cinta
yang diabaikan, lebih kepada perasaan kecewa dan kesal karena dibohongi dan
dipecundangi begitu saja. Aku mencoba memahami semua yang terjadi, memahami
sikapnya yang begitu jahat. Padahal selama 2 tahun ini aku beranggapan Dia
laki-laki yang baik dan tak pernah menyimpan dendam ataupun sakit hati atas
semua sikap acuhku. Tapi dia kini bagaikan api dalam sekam, dibalik sikap baik
dan manisnya diam-diam menyimpan rasa sakit terhadapku. Tapi semua sikap kasar
dan kebohongannya tak membuatku ingin membencinya, karena hatiku terlalu lelah
untuk membencinya.
Semenjak hari itu, aku semakin
mendekatkan diriku kepada Allah. Aku berharap Allah menguatkan hatiku untuk
menerima semua benci yang Dia tujukan kepadaku, semoga Allah tetap menguatkan
hatiku untuk tak membalas membencinya. Dengan ikhlas aku terima semua sakit dan
perih ini, mungkin inilah buah dari sikapku dulu. Sakit dan perih atas
perlakuannya tak akan membuatku terpuruk untuk kesekian kalinya, karena bagiku
sakit ini tak seberapa jika dibandingkan dengan kegagalan-kegagalan ku
terdahulu.
“Ya Allah, ampuni aku yang telah
membiarkan cinta selain cintamu merasuki hatiku. Cinta yang didasari nafsu
sesaat, cinta yang tak dilandasi cinta kepadamu. Ampuni hamba yang telah
terlena mencintai selain kepadamu. Allah, hanya engkau yang maha membolak
balikan hati manusia. Perbaikilah hatiku agar aku dapat dengan mudah melupakan
segala sakit, perbaikilah hatiku agar tak membenci sesamaku hanya karena sakit
yang kurasakan. Tetapkanlah hatiku hanya untuk mencintaimu seumur hidupku.
Bersihkanlah hatiku dari segala macam jenis cinta duniawi, biarkan hanya
cintamu yang mengisi setiap relung dihatiku. Aku tak akan lagi berharap jatuh
cinta jika hanya akan mencermarkan hati, membuatku melupakan cintamu hanya
karena cinta sesaat dari umatmu yang belum tentu baik untukku. Aku pasrah atas
apa yang menjadi takdirmu”.
Setelah menangis dan mengadu
semalaman kepada Allah, hatiku merasakan tenang. Tak ada lagi air mata dan
kekecewaan dihatiku. Untuk menjaga hatiku agar tak tercemar rasa benci dan
sakit hati lagi, aku memutuskan semua aksesku yang dapat menghubungkan aku
dengan Dia. Kini aku bahagia,
karena aku memutuskan untuk istiqomah
pada cinta yang tak akan pernah membuatku menangis, cinta
yang tak akan membuatku patah hati dan kecewa lagi, cinta yang membuat hatiku
semakin tenang dan damai dalam bahagia. Cinta Illahi Rabbi. Semoga kelak cintamu akan mengantarkanku bertemu dengan jodoh dunia
akhiratku, jodoh yang selalu membimbingku dakam jalanmu, jodoh yang selalu
mengajariku untuk lebih mengenal cintamu, jodoh yang mencintaiku karenamu. Aamiin…
0 komentar:
Posting Komentar