Senin, 25 Mei 2015

Untuk Dia yang Egois



Kamu yang tiba-tiba pergi dan membawa lari semua kebahagian hidupku. Kamu yang menjauh tak bergeming saat aku meratap tentangmu. Berlari meninggalkan aku yang tertinggal jauh dibelakangmu, bahkan untuk menolehpun kau tak pernah sudi.
Lalu tiba-tiba kau kembali, sebelum aku lupa akan bekas luka yang kau torehkan. Tiba-tiba kau begitu manis, sebelum aku lupa akan sakit yang pernah kurasakan.
Kau datang dengan wajah polosmu, seolah kau tak pernah berbuat salah. Kau datang dengan wajah tanpa dosamu, seolah semua luka yang kau torehkan tak pernah ada. Seolah semua sakit yang kau berikan telah aku lupakan. Seolah semua dosamu telah aku maafkan.
Dan aku harus berjuang menata hati dan harapanku lagi akan dirimu. Hatiku berdebar tak menentu, masih ada sisa-sisa kemarahan akan dirimu. Namun aku tak bisa mengelak rindu mengalahkan segalanya. Aku tak mampu menahan gejolak hati. Disatu sisi aku ingin pergi, tapi sisi lain menginginkan aku bertahan.
Datangmu kembali merusak benteng pertahananku. Hatiku bimbang menghadapi kedatanganmu. Tak perlu kembali jika hanya berakhir dengan ucapan selamat tinggal.
Hatiku bukan persinggahan yang bisa kau datangi saat bosan dengan duniamu, lalu kau tinggal saat kau rasa tak membutuhkannya lagi. Tak ada yang hilang dari ingatan seperti kenangan yang kau tinggalkan. Seperti itupun luka tak akan lupa rasanya sakit sekalipun bekasnya telah hilang tanpa meninggalkan dendam.
Ingatlah, cinta bukan permainan untuk datang dan pergi. Jangan kembali... aku sudah hafal akan rasa sakitnya jika datangmu hanya untuk melukai. Akupun punya hak yang sama denganmu untuk bahagia.
Untukmu yang selalu egois, pergilah... biar tak ada lagi sakitku, biar tak ada lagi lara dan luka yang mendera. Aku pun ingin bahagia. pergilah sudah... karena hati tak sama lagi sejak kau tinggalkan.



Kau Pergilah Saja



Dulu Kau yang setengah mati katakan cinta
Dulu kau yang tak henti menghujaniku dengan sejuta perhatian
Kini kau pergi bagaikan burung lepas dari sangkar
Kini kau menghilang tanpa ucapkan perpisahan

Dan kini pergilah saja...
Pergi sejauh yang kau mau...
Pergi sejauh yang kau bisa..
Sampai mata tak lagi saling memandang
Sampai tak bisa lagi saling menyapa

Aku memang tak lagi punya  arti bagimu...
Dan aku pun tak bisa memaksakan semua harus seperti dulu.
Bila memang ingin pergi, pergilah saja...
Menghilang selama mungkin, menghilang sejauh mungkin...
Tak perlu lagi menawarkan perdamaian...

Sudah seharusnya kita saling menjauh..
Semua kenangan yang pernah ada harus dipaksakan untuk lupa
Karena itu adalah kepalsuamu..
Semua sikap dan ucapan manismu adalah dusta
Dan inilah sebuah kenyataan
Semua yang dulu  begitu indah
Hanyalah sandiwaramu semata.

Selasa, 19 Mei 2015

Surat Untuk Sahabat



Kamarku, 15 Mei 2015
Dear Sahabat...
Aku tak tahu harus memulai semuanya dari mana? Perasaanku campur aduk, sedih, senang, tak mengerti. Semua terasa menyesakan dada ini. Kalian tahu betapa penting dan berartinya kehadiran kalian dalam perjalanan hidupku, namun sepertinya aku tak memiliki arti yang sama dimata kalian. Dulu setiap kali kita ada masalah selalu berbagi satu sama lain, susah, senang, canda tawa kita lalui bersama. Namun kini semua tak seperti dulu lagi.
Entah apa yang terjadi dengan hubungan persahabatan kita, bagiku kalian selalu menjadi tempat kembali yang nyaman dikala tak ada satupun yang memahamiku. Bagiku kalian sosok yang tak tergantikan, betapapun banyaknya orang silih datang dan pergi dalam kehidupanku. Tapi sosok kalian tetap hidup, tetap mengisi ruang dihatiku tak akan pernah tergantikan. Aku mencoba berfikir positif, mungkin karena kita memiliki kesibukan masing-masing. Apakah sesibuk itu? Aku akan mencoba mengerti untuk itu. Namun ketika aku tak lagi menjadi tempat kalian untuk berbagi, alasan apa lagi kini yang harus aku beri untuk menenangkan hatiku? Oh..mungkin mereka belum sempat cerita, mungkin mereka masih belum ingin berbagi. Aku dengan sebisaku, semampuku tetap untuk berfikir positif. Namun kini semua semakin tak bisa kupahami, semua semakin menyesakan hati. Rasanya aku tak sanggup lagi menahan semua sesak ini.
Aku tak lagi dianggap, aku tak lagi menjadi menjadi tempat kalian untuk kembali. Lalu salahkah jika kini hatiku bertanya, siapa aku sekarang? Masihkah aku sahabat kalian? Masihkan aku bagian dari cerita hidup kalian?. Kenapa hatiku merasa sayang dan cintaku pada kalian hanya pertepuk sebelah tangan, tidak kah kalian merasakan hal yang sama?. Kemana janji yang kalian ucapkan dulu? Mana persahabatan kita yang dulu?. Jujur hatiku menangis merindukan kalian. Hatiku teriris mengetahui aku tak lagi dibutuhkan.  Aku kecewa, aku marah, aku terluka, namun semua itu akan coba kupahami. Mungkin aku bukan lagi sosok sahabat terbaik untuk kalian.
Satu yang pasti, kalian akan tetap menjadi cerita indah yang akan ku ceritakan  kepada anak dan cucuku kelak. Kalian kan tetap menjadi bagian terpenting dalam hidupku, kalian akan tetap menjadi cerita indah tak terlupakan. Doa ku selalu untuk kebahagian dan kesuksesan kita semua, sahabat...
Aku yang merindukan sosok kalian.

Aku Jatuh Cinta Lagi



 
Judul              : Ya Allah.. Aku Jatuh Cinta Lagi
Penulis           : Nurul Nazara, Indah Al-Azizhy, dkk
Penerbit         : Belanoor
Harga            : Rp. 35.000
Halaman         : 220 Halaman
Tahun Terbit    : 2010
                Buku ini hadir diantara tangis saya akan cinta yang hilang. Ini buku dengan kumpulan-kumpulan kisah nyata yang menyentuh hati, percaya deh! Saya sendiri saat membeli buku ini dalam keadaan patah hati. Pada dasarnya saya memang suka baca Novel, komik dan cerpen  dari sejak kecil. Tapi buat beli buku sendiri  seh kadang suka ogah ngeluarin duit, sayang ntr buku kebuang. Itu dulu, tapi setelah baca buku ini ketagihan deh buat beli buku-buku lainnya yang bisa menambah wawasan dan motivasi kita dalam hidup. Dan ini menjadi koleksi Buku pertama saya.
                Saat itu saya menangis semalaman karena patah hati, berpikir Tuhan tuh gak pernah adil sama saya. Adik saya yang super bijak dan dewasa menasehati saya untuk sering-sering membaca buku tentang cerita Islami biar tau apa itu hidup, dan mengenal Allah dengan baik. Akhirnya keesokan harinya saya memutuskan untuk pergi ke toko buku dan tanpa lama-lama mencari langsung ketemu buku ini. Dari judulnya saja saya sudah tertarik, dan berharap dengan membaca buku ini bisa membuat saya melupakan rasa sakitnya patah hati dan cepat-cepat moveon hehe...
                Dan ternyata buku ini ampuh mengatasi patah hati saya. Dengan membaca buku ini saya sadar betapa kurangnya saya dalam bersyukur, saya lupa bahwa selalu ada kemudahan setelah kesulitan, dan dengan membaca buku ini membuat saya semakin yakin akan kasih sayang Allah terhadap umatnya. Allah tak akan pernah menguji umatnya diluar batas kemampuan umatnya. Jika Allah menguji saya dengan kegagalan cinta itu tandanya Allah tahu kalau saya masih mampu dan kuat untuk melewati segala pahitnya. Saat kita patah hati, saat kita kehilangan, boleh menangis jangan malu, menangislah sesuka hatimu, tapi setelah itu bangkit jangan terpuruk.menangis tak berarti kita meratapi, buktikan pada dia, mereka dan dunia bahwa kita masih memiliki Allah yang lebih kuat dari apapun.
                Aduh, kenapa jadi ngbahas patah hatinya saya ya? Haha... kebawa perasaan jadinya. Pokoknya buat semua yang baru saja kehilangan cinta, patah hati cinta tak terbalas, diphpin sama gebetan, atau mempunyai masalah yang jauh lebih berat dari itu, buku ini bagus buat memotivasi kita. Didalamnya banyak kisah yang mengaduk-aduk emosi dan air mata, membuat kita lebih cerdas dalam menangkap makna dari setiap peristiwa dalam hidup.

Template by:

Free Blog Templates