Rabu, 22 April 2015

Mimpi Indah Semalam



19 April 2015

Beberapa hari ini kulihat dia ada dalam “Recent Update” dimedia ponselku. Rasanya ingin sekali aku menyapanya, sekedar bertanya “Bagaimana kabarmu? Bagaimana ujian kemarin?” ahh, tapi sekali lagi aku tak pernah mempunyai keberanian.
 Aku merindukannya lagi Tuhan!!
“Menyapa tak ada salahnya, jangan terbawa perasaan” itu saran sahabatku. Jangan terbawa perasaan? Bagaimana bisa?. Setiap melihatnya dalam dunia mayaku saja hatiku tanpa ragu masih menyukainya. Tanpa ragu aku masih merindukannya. Kerinduan itupun terbawa dalam mimpiku semalam. Mimpi yang begitu indah, mimpi dalam kerinduan yang tak terbendung.
Semua terasa begitu nyata Tuhan...
Genggaman tangannya,  senyum nya yang selalu membuatku nyaman bersamanya. Setiap kata yang dia ucapkan, debaran yang kurasakan semua begitu nyata.. begitu nyata kurasakan. Dan saat aku terbangun, aku tersenyum. Senyum bahagia karena aku masih mengingat mimpiku semalam. Masih mengingat betapa bahagianya saat bersamanya walau hanya dalam mimpi. Rasanya ingin sekali kutulis dalam layar chatnya “Terimakasih telah hadir dalam mimpiku.. Terimakasih masih menjadi mimpi indah untukku.. Terimakasih untuk kebahagiaan yang kau berikan walau dalam mimpi..”. Kata terimakasih yang tiada henti ingin kuucapkan.
Terima kasih Tuhan untuk mimpi indah semalam J
    
Aku yang masih merindumu..
15 Mei 1997

Kau Nyata Masih Dihatiku

28 Maret 2015

Hari ini aku beranikan diri untuk menyapanya dalam dunia mayaku. Sebenarnya ini sudah sejak lama ingin kulakukan, menyapanya dan mengucapkan salam perpisahan dengan baik-baik. Karena sampai detik inipun aku tak bisa dan tak punya alasan untuk membencinya, sekalipun luka yang dia torehkan nyata kurasakan. Tapi itu bukan semata-mata salahnya, luka itu ada karena kebodohanku. Aku senang karena dia tak sedikitpun melupakanku, walau telah ada hati lain yang membuatnya lebih nyaman dan bahagia. Terlepas dari rasa kecewaku, aku selalu berdoa untuk kebahagiaannya, untuk senyum diwajahnya. Ahh.. ada apa denganku Tuhan? Dulu aku selalu berkata “Yang namanya mendoakan mantan atau orang yang pernah kita cintai untuk bahagia itu tak akan pernah mungkin”. Dulu aku selalu benci kalau ada yang bilang “Asal kamu bahagia aku pun bahagia, walau bahagiamu bukan bersamaku” tapi sekarang semua itu aku merasakannya sendiri. Yang dari dulu aku tak pernah percaya dengan cinta yang tak harus saling memiliki, tapi kini aku merasakannya Tuhan. Aku bahagia pernah mencintainya.. Aku bahagia pernah menjadi salah satu alasan dia tersenyum. Aku bahagia pernah membuat harinya sedikit berwarna, walau sesaat.
Aku mungkin memiliki keberanian menyapanya, tapi aku tetap tak punya nyali untuk ucapkan kata perpisahan. Semakin berat saat dia berkata “Jangan pernah menghilang lagi. Jangan pernah tak ada kabar lagi. Ganti no HP, ganti pin BB, kasih tau. Mau kita tetap sedekat dulu, bercerita seperti dulu”. Bagaimana bisa Tuhan.. bagaimana bisa kami tetap dekat seperti dulu? Sementara hatinya telah terisi oleh cinta yang lain. Aku tak sanggup... Tapi akupun tak ingin kehilangan sosoknya dalam hidupku. Awalnya aku kira aku mampu menjauh darinya, tidak usah saling menyapa, cukup hanya saling mendoakan, saling menjaga dengan doa dan melihat kebahagian masing-masing dari jauh. Tapi aku tak bisa... aku tak sanggup harus menjauh kedua kalinya dari dia.

Yang tak pernah bisa membencimu
15 Mei 1997

Selasa, 21 April 2015

Brondong Manisku...



21 September 2012
      Tuhan...takdirmu sunggung sebuah misteri. aku tak pernah bisa memahami akan jalan yang kau gariskan dalam cerita hidupku. Terkadang penuh dengan senyum bahagia, tapi tak jarang akupun merasa semua ini terasa rumit untuk dipahami, terlalu berliku untuk kutelusuri dan terasa sesak untuk ku jalani. Namun sampai detik ini aku selalu percaya, engkau tak akan pernah menguji diluar batas kemampuanku. Dan kehendakmu adalah yang terbaik diatas segalanya.
      Hari ini syukurku tiada henti untukmu. Dua tahun dari setiap air mata yang ku teteskan kau ganti dengan senyum bahagia. Aku tak tahu harus bagaimana menggambarkan semua perasaan ini. Yang aku tahu, ada seseorang yang membuat hatiku berdebar kembali setelah dua tahun lamanya. Yang aku tahu kini ada seseorang yang begitu memperhatikan aku dengan begitu baik. Yang aku tahu saat ini ada seseorang untukku berbagi segala kesedihan dan beban dihatiku. Seseorang yang membuat hari-hariku yang suram kembali berwarna. Seseorang yang mampu membuatku selalu tersenyum dan tertawa bahagia saat bersamanya. Tuhan, terimakasih kau melimpahiku dengan begitu banyak cinta.
      Tuhan... Engkau tahu pasti siapa dia!
Yaa.. seorang remaja berumur 15 Tahun, yang dengan kesederhanaan dan perhatiannya mampu membuat hatiku berdebar tak menentu. Seorang remaja yang mungkin dalam usianya baru mengenal cinta. Sungguh berbeda jauh denganku yang sudah tahu rasa sakit karena cinta. Tanpa ingin mengurangi rasa bahagiaku saat ini, ada banyak hal yang cukup menggangguku. Perbedaan usia kami yang terpaut cukup jauh, tapi aku tak kuasa menolak perasaan ini. Bolehkah aku mengabaikan semua perbedaan itu, Tuhan? Aku tak mau memikirkan sesuatu yang belum terjadi, aku hanya ingin merasakan dan menikmati setiap kebersamaan kami. Aku hanya ingin menikmati setiap debaran dalam hatiku karenanya. Aku hanya ingin menjalani kebahagiaan ini tanpa ada hal apapun yang mengusik kami berdua.
Ahh.. aku begitu asik bercerita tentang debaran dihatiku, nyatanya aku sendiri tak tahu apakah dia merasakan debaran yang sama dihatinya?. Tuhan.. kau maha membolak balikan hati manusia.  Kumohon jika dia belum merasakan debaran dihatinya untukku, buatlah hatinya berdebar kencang untukku. Buatlah dia nyaman bersamaku dan kumohon jangan akhiri kebahagiaan ini. Rasanya ingin sekali aku teriakkan pada semua orang “AKU JATUH CINTA LAGIIIIIIIIIII”

15 Mei 1997

Senin, 20 April 2015

Still Merindukan Mr. H



14 April 2015

Dear Allah...
Malam ini saat aku menyalakan laptop tiba-tiba saja hatiku tergerak untuk membuka satu file yang berisikan surat dan sebuah note tentang semua sms mulai dari kenal dia, dekat dengannya, saling memberi perhatian satu sama lain dan sampai akhirnya benar-benar menghilang tanpa kabar bagai ditelan bumi. Dan lagi-lagi aku tak bisa membendung air mata ini, semakin kubaca setiap kata didalamnya semakin deras air mataku. Allah...ternyata aku masih amat sangat merindukannya. Rasa sakit itu masih nyata ku rasakan, rasa rindu itu masih amat menggebu dan rasa cinta itu belum luntur untuknya. Yaa.. masih dia orangnya, orang yang sama yang selalu ku ceritakan.
Berkali-kali kubaca, tapi aku tetap tak mengerti apa yang membuat kami menjadi saling menjauh. Aku tetap tak bisa memahami mengapa dia begitu mudahnya melupakan setiap moment dan kata-kata manisnya yang telah meracuni semua relung hati dan pikiranku. Ternyata benar yang orang bilang, hanya butuh satu detik untuk mencintai tapi kita butuh waktu bertahun-tahun untuk melupakannya. Apakah itu yang sedang kualami? Apakah ini takdir terbaik untukku dan dirinya?. Tiga Bulan? Ya hanya Tiga Bulan kebersamaan kami, tapi begitu banyak memori yang kurindukan.
Seseorang bertanya padaku “Memori apa yang kau miliki bersamanya dalam waktu sesingkat itu? Sampai-sampai kau begitu meratapinya?”. Orang itu mungkin benar, waktu yang kami miliki memang sangat singkat. Walau kenangan diantara kami tak sebanyak orang yang berpacaran, tapi dalam Tiga Bulan “Dia mampu mengobati luka dihatiku yang 2 Tahun lamanya menyesakkan jiwa. Yang selama ini aku berjuang dalam kesendirian untuk mengobatinya, tapi dalam waktu Tiga Bulan dia mampu melakukannya. Dia membuatku merasakan lagi betapa bahagianya saat kita dicintai dan diperhatikan, yang aku sendiri hampir lupa seperti apa rasa bahagia itu. Tapi dalam Tiga Bulan dia memberiku banyak kebahagian yang tak pernah kudapat dalam hubungan 5Tahunku sebelumnya” dalam Tiga Bulan dia membuat banyak perubahan dalam hidupku, dia pun tak hentinya mencoba mendekatkan aku kepadamu. Tapi aku pun tak bisa memungkirinya dalam Tiga Bulan dia pun memberiku luka dan harapan kosong yang selama Dua Tahun pula harus ku tangisi. Dua Tahun yang sulit yang mampu dia runtuhkan, kini dia bangun kembali menjadi lebih kuat dan kokoh dari sebelumnya.
Allah... Aku merindukannya. Aku rindu dipanggil jelek. Aku rindu saat dia menyebutku bawel. Aku rindu melihat tingkahnya yang cemburu pada setiap laki-laki yang aku bicarakan. Aku rindu melihatnya cemberut, marah dan kadang merengek meminta maaf padaku. Aku rindu duduk disampingnya bercerita banyak hal, berbagi segala kisah dimasalalu. Aku merindukan segala tentangnya... semua tanpa terkecuali!
Allah, aku tak pernah berharap untuk bersama dengannya dalam waktu lama, aku juga tak akan meminta engkau untuk menjodohkan kami, aku tak akan meminta engkau mengembalikan hatinya seperti dulu, aku juga tak akan meminta engkau untuk mengembalikan Tiga Bulan yang berarti untukku. Hanya satu yang aku minta dalam curhatku kali ini “Tolong beri aku satu hari untuk bersamanya. Satu hari dimana aku bisa kembali duduk disampingnya, berbincang tentang banyak hal yang telah kami lalui tanpa satu sama lain disisi masing-masing. Satu hari untuk menggenggam erat tangannya, sebelum aku benar-benar melepaskan tangan itu untuk bahagia bersama yang lain. Satu hari yang akan menghapus kesalah pahaman yang terjadi karena tak adanya komunikasi yang jelas. Satu hari yang akan sedikit mengobati luka yang dia torehkan. Satu hari yang amat kunantikan”. Setelah itu aku akan dengan ikhlas hati melepasnya bersama orang yang dia cintai saat ini, dan aku dengan tulus berdoa untuk dia selalu bahagia.
Allah... jaga dan lindungi Dia selalu, jangan biarkan dia meneteskan sedikitpun air matanya karena cinta dan kuatkan hatiku untuk melepaskan semuanya. Karena hanya satu yang kuharapkan melihatnya selalu bahagia.

“ Yang tak pernah benar-benar ada dihatimu
 15 Mei 1997

Tentang Rasa Ini



Aku tak tahu dari mana awalnya rasa ini ada?
Aku tak mengerti kenapa harus kamu?
Yang aku tahu…
Saat pertama melihatmu aku menaruh hati padamu
Yang aku tahu…
Sejak hari itu perhatianku tertuju padamu

Kau memang tak pernah tahu tentang rasa ini,
Tak pernah tahu ada yang selalu memperhatikanmu lebih..
Dan aku pun tak pernah ingin kau tahu…

Aku takut terluka…
Saat tahu kau tak mungkin membalas rasa ini
Aku tak punya cukup nyali…
Untuk mengakui Aku Cinta Kamu
Aku hanya bisa mencintaimu dari jauh
Tanpa berharap lebih…
Berkali-kali aku coba menepis rasa ini
Tapi aku tetap tak bisa…

Entahlah… aku tak mengerti…
Bagiku rasa yang pernah ada untukmu adalah
Bagian terindah dalam hidupku
Walau kita tak pernah punya cerita cinta
Walau kau tak pernah membalas rasa ini
Tapi semua tetap terasa indah bagiku…

Sampai saat ini…
Aku tak pernah berharap lebih padamu
Karena aku tahu aku bukanlah sosok yang selama ini kau impikan
Dan aku tak pernah punya tempat dihatimu…
Tapi satu pintaku…
Izinkan aku mengenalmu lebih dalam
Walau hanya sebatas teman,
Izinkan aku tetap bersamamu walau hanya satu detik
Dan izinkan rasa ini tetap ada sampai aku berhenti mengharap cintamu…


**Puisi ini ditulis pada tahun 2010 saat mengenang cinta yang tak terbalas, cinta dalam diamku (Mr. R ) :)

Template by:

Free Blog Templates