14
April 2015
Dear
Allah...
Malam ini saat aku
menyalakan laptop tiba-tiba saja hatiku tergerak untuk membuka satu file yang
berisikan surat dan sebuah note tentang semua sms mulai dari kenal dia,
dekat dengannya, saling memberi perhatian satu sama lain dan sampai akhirnya benar-benar
menghilang tanpa kabar bagai ditelan bumi. Dan lagi-lagi aku tak bisa
membendung air mata ini, semakin kubaca setiap kata didalamnya semakin deras
air mataku. Allah...ternyata aku masih amat sangat merindukannya. Rasa sakit
itu masih nyata ku rasakan, rasa rindu itu masih amat menggebu dan rasa cinta
itu belum luntur untuknya. Yaa.. masih dia orangnya, orang yang sama yang
selalu ku ceritakan.
Berkali-kali kubaca, tapi
aku tetap tak mengerti apa yang membuat kami menjadi saling menjauh. Aku tetap tak
bisa memahami mengapa dia begitu mudahnya melupakan setiap moment dan kata-kata
manisnya yang telah meracuni semua relung hati dan pikiranku. Ternyata benar
yang orang bilang, hanya butuh satu detik untuk mencintai tapi kita butuh waktu
bertahun-tahun untuk melupakannya. Apakah itu yang sedang kualami? Apakah ini
takdir terbaik untukku dan dirinya?. Tiga Bulan? Ya hanya Tiga Bulan
kebersamaan kami, tapi begitu banyak memori yang kurindukan.
Seseorang bertanya
padaku “Memori apa
yang kau miliki bersamanya dalam waktu sesingkat itu? Sampai-sampai kau begitu
meratapinya?”.
Orang itu mungkin benar, waktu yang kami miliki memang sangat singkat. Walau
kenangan diantara kami tak sebanyak orang yang berpacaran, tapi dalam Tiga
Bulan “Dia mampu mengobati luka dihatiku yang 2
Tahun lamanya menyesakkan jiwa. Yang selama ini aku berjuang dalam kesendirian
untuk mengobatinya, tapi dalam waktu Tiga Bulan dia mampu melakukannya. Dia
membuatku merasakan lagi betapa bahagianya saat kita dicintai dan diperhatikan,
yang aku sendiri hampir lupa seperti apa rasa bahagia itu. Tapi dalam Tiga
Bulan dia memberiku banyak kebahagian yang tak pernah kudapat dalam hubungan
5Tahunku sebelumnya”
dalam Tiga Bulan dia membuat banyak perubahan dalam hidupku, dia pun tak
hentinya mencoba mendekatkan aku kepadamu. Tapi aku pun tak bisa
memungkirinya dalam Tiga Bulan dia pun memberiku luka dan harapan kosong yang
selama Dua Tahun pula harus ku tangisi. Dua Tahun yang sulit yang mampu dia
runtuhkan, kini dia bangun kembali menjadi lebih kuat dan kokoh dari
sebelumnya.
Allah... Aku merindukannya.
Aku rindu dipanggil jelek. Aku rindu saat dia menyebutku bawel. Aku rindu
melihat tingkahnya yang cemburu pada setiap laki-laki yang aku bicarakan. Aku
rindu melihatnya cemberut, marah dan kadang merengek meminta maaf padaku. Aku
rindu duduk disampingnya bercerita banyak hal, berbagi segala kisah dimasalalu.
Aku merindukan segala tentangnya... semua tanpa terkecuali!
Allah, aku tak pernah
berharap untuk bersama dengannya dalam waktu lama, aku juga tak akan meminta
engkau untuk menjodohkan kami, aku tak akan meminta engkau mengembalikan
hatinya seperti dulu, aku juga tak akan meminta engkau untuk mengembalikan Tiga
Bulan yang berarti untukku. Hanya satu yang aku minta dalam curhatku kali ini “Tolong
beri aku satu hari untuk bersamanya. Satu hari dimana aku bisa kembali duduk
disampingnya, berbincang tentang banyak hal yang telah kami lalui tanpa satu
sama lain disisi masing-masing. Satu hari untuk menggenggam erat tangannya,
sebelum aku benar-benar melepaskan tangan itu untuk bahagia bersama yang lain. Satu
hari yang akan menghapus kesalah pahaman yang terjadi karena tak adanya
komunikasi yang jelas. Satu hari yang akan sedikit mengobati luka yang dia
torehkan. Satu hari yang amat kunantikan”. Setelah itu aku akan dengan
ikhlas hati melepasnya bersama orang yang dia cintai saat ini, dan aku
dengan tulus berdoa untuk dia selalu bahagia.
Allah...
jaga dan lindungi Dia selalu, jangan biarkan dia meneteskan sedikitpun air
matanya karena cinta dan kuatkan hatiku untuk melepaskan semuanya. Karena hanya
satu yang kuharapkan melihatnya selalu bahagia.
“ Yang tak pernah benar-benar ada
dihatimu
15 Mei 1997”
0 komentar:
Posting Komentar