Minggu, 03 Mei 2015

Sahabat

Dari menulis judulnya saja sudah membuatku bingung. Apa itu sahabat? Dan siapa yang pantas kita sebut sahabat? Mr. Google said “ Sahabat adalah mereka yang akan menyambut kehadiran sesamanya, menunjukan kesetiaan satu sama lain, selera mereka sama, saling bertemu, menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai bersama, saling menolong seperti saling tukar menukar nasehat dan menolong dalam kesulitan....”
Aku mencoba mengkaji apa yang disampaikan Mr. Google. Saling menyambut kehadiran sesama, Tentu saja Aku dan beberapa sahabatku sejak dari SD sampai Aku telah lulus dari bangku kuliah, kami semua saling menyambut kehadiran satu sama lain.Jika tidak, tak akan ada kecocokan untuk sekedar mengobrol, hangout atau bercurhat-curhat ria bersama.
Menunjukan kesetiaan, Kami saling setia saat kami bersama. Tapi saat jarak memisahkan tentu ada sahabat lain yang datang dalam kehidupan masing-masing dan mengisi hari-hari kita yang baru. Dan itu wajar menurut saya, karena pada saat kita berada dilingkungan baru dan dengan orang-orang baru, kita tidak bisa menutup diri hanya berhubungan dengan orang lama yang berada ditempat yang jauh dari kita. Tapi setia itu bisa kita artikan dengan kita akan selalu ada saat satu sama lain membutuhkan orang untuk bersandar dan berbagi dalam kesedihannya, tetap sedia mendengarkan tentang kebahagiaan satu sama lain. Dengan intinya tidak menggantikan ataupun melupakan sahabat lama yang telah memberi dan mengisi hari-hari kita penuh warna.
Satu selera, Mungkin pada hal-hal tertentu kami satu selera. Tapi bukan berarti beda selera menjadikan bukan sahabat. Karena terkadang dalam sebuah persahabatan ada beda selera dan beda pendapat itu hal yang biasa, asal kita bisa menghormati dan menyikapinya dengan baik. Tidak menjadikan itu penghalang untuk saling menyayangi satu sama lain.
Saling bertemu, Aku dengan sahabat-sahabatku dibangku SMP jarang sekali bertemu, bahkan dalam 12 tahun kami bersahabat, bisa dihitung jari berapa kali kami saling bertemu sejak lulus SMP, bahkan untuk ngobrol via telpon pun hampir tak pernah lagi kami lakukan. Dulu hanya sesekali saat tahun-tahun pertama berpisah, tapi bagiku mereka tetap sahabat. Sekalipun kami tak seintens dulu dalam berkomunikasi dan bertemu. Sekalipun sering terjadi salah paham tapi mereka tetap bagian terindah dalam cerita hidupku.
Menikmati kegiatan yang disukai bersama. Membaca kalimat itu mengingatkan aku pada teman-teman dimasa kuliah. Kami mungkin bisa dibilang memiliki beberapa selera yang sama yaitu ngabolang dan nonton film. Dengan melakukan dan menikmati kegiatan yang kami sukai bersama, disitulah rasa nyaman dan bahagia ada ditengah-tengah mereka.
Saling tolong menolong dan saling tukar menukar nasihat, kalimat ini membuatku  tak henti-hentinya bersyukur memiliki sahabat-sahabat seperti mereka yang pernah ada dalam hidupku. Karena mereka selalu menolong dikala aku butuh bantuan apapun itu selagi mereka mampu dan bisa. Mereka juga selalu tak segan menasehati  ketika Aku melakukan kesalah.
Tapi setelah mengkaji semua itu dan merasakannya dikehidupan nyata, Aku tetap tak bisa memahami apa itu arti sahabat, dan siapa yang pantas kita sebut sahabat?. Mereka semua memberikan warna dan cerita yang indah dalam kehidupanku. Tapi pada kenyataannya saat jarak memisahkan semua berbeda 100%, cerita tak lagi sama, setiap individu berubah, tak ada lagi saling pengertian. Semuanya benar-benar tak sama dengan saat kami masih jalan bergandengan, semua tak seindah saat tangan masih saling menggenggam, semua tak lagi senyaman saat kami masih saling memberi pelukan.
Sahabat saat duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), merekalah yang paling tidak bisa Aku gambarkan. Kenapa? karena tak banyak kebersamaan yang kami lewati bersama. Sekalipun seperti itu, kami pernah punya janji bersama untuk tak melupakan satu sama lain, dan ketika Aku pergi merantau mereka mengiringi dengan tangis. Tapi pada kenyataannya, jarak membuat kami benar-benar berpisah. Tak ada lagi persahabatan, tak lagi saling bicara, dan tak ada lagi saling tegur sapa. Semua berubah, akupun menjadi asing dengan mereka, benar-benar asing.
Sahabat-sahabatku dibangku SMP, mungkin merekalah orang pertama yang memberikan makna dan rasa indah dalam sebuah persahabatan. Pertama kalinya memiliki sahabat yang benar-benar saling memiliki, saling menyayangi satu sama lain, saling peduli, tempat berbagi, jika digambarkan merekalah kotak sejuta cerita dan mimpi yang pertama aku miliki. Tapi jarak pulalah yang membuat keadaan berbeda, 9tahun dengan jarak yang memisahkan. Terkadang aku merasa sayang itu tak sebesar dulu, tak ada lagi tempat berbagi.
Sampai tiba dibangku kuliah, aku memiliki banyak sahabat. Mereka memberikan warna baru dalam hidupku, bersama mereka aku bisa tertawa lepas, merasa nyaman dan benar-benar menjadi diriku sendiri. Aku menemukan kotak sejuta cerita dan mimpi indah yang lain. Bersama mereka aku lalui dengan penuh canda, tawa, tangis bahkan pertengkaran, tapi itu semua membuat kami semakin erat. Tapi lagi dan lagi jarak membuat kami terpisahkan, setahun lebih kami berpisah, masing-masing memiliki waktu dan ceritanya sendiri begitupun aku. Adakah yang berbeda dalam satu tahun? Tentu ada, dan bisa aku katakan sangat berbeda. Tak ada lagi tempat untuk berbagi, tak ada lagi canda tawa. Bahkan untuk sekedar saling menyapa didunia mayapun sudah jarang  dilakukan.
 Kadang aku selalu bertanya “Haruskah jarak selalu membuat semuanya berbeda? Tak bisakah jarak hanya memisahkan diri bukan hati? Haruskah jarak selalu mengakhiri arti persahabatan?.” Mungkin ini yang sering dibilang orang ada pertemuan pasti selalu ada perpisahan, ada awal selalu ada akhir, ada hidup pasti ada mati.
Aku hanya berharap kotak-kotak sejuta cerita dan mimpiku tak benar-benar hilang. Semoga rasa sayang, rasa nyaman dan cerita indah itupun masih mereka kenang dalam lubuk hati terdalam mereka. Semoga ini hanyalah sebuah keadaan yang memaksa. Aku selalu berharap kami satu sama lain tetap menjadi tempat yang nyaman untuk kembali. Semoga persahabatan yang sudah ada tak akan pernah lekang oleh waktu.

Cium hangat penuh kerinduan
27 April 2015

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates